Sabda Bahagia

 

Renungan Hari Senin, 9 Juni 2008

1 Raja-raja 17: 1-6 & Matius 5:1-12

 

Saudara dan Saudari, hari ini kita membaca Injil Sabda Bahagia. Beberapa hal dipuji Yesus bahagia. Pada kesempatan ini saya hanya ingin mencoba membagikan permenungan kenapa Yesus memuji orang yang berada pada situasi tertentu bahagia. Orang berbahagia kalau mereka sungguh menyadari ketergantungan total mereka pada Allah. Ketergantungan total tersebut membuat mereka berserah diri dan mentaati Allah dengan segenap hati. Penyerahan diri dan ketaatan ini menjadikan mereka warga kerajaan Allah. Maka mereka berbahagia.

Yang menangis juga dikatakan bahagia. Kenapa? Karena yang menangis disini lebih terarah pada orang yang “menangisi” dosa-dosanya dan dosa-dosa dunia. Mereka menangisi dosa-dosa mereka dan dosa-dosa dunia karena mereka sadar Yesus mati karena dan untuk menebus dosa-dosa tersebut. Karena hal itu mereka berusaha mengalahkan dosa dan bertindak seturut kehendak Allah. Maka mereka akan menemukan kebahagiaan surgawi.

Kemudian Yesus memuji mereka yang lemah lembut. Lemah lembut tidak berarti bahwa mereka tak pernah marah atau tak pernah “jengkel” dan mengungkapkan kejengkelan tersebut. Mereka ini dipuji bahagia, karena mereka marah pada waktu yang tepat dan tidak sembarang marah. Mereka tidak pernah marah pada waktu yang tak dibutuhkan. Mereka menjadi lemah lembut karena mereka membiarkan Allah yang menjadi “pengontrol” hidup harian mereka. Maka orang yang demikian akan bahagia.

Saudara dan Saudari, ayat-ayat yang lain silahkan Anda renungkan sendiri. Pada kesempatan ini saya ingin membuat rangkuman atas sabda bahagia tersebut. Sadba bahagia ini bukan mimpi atau impian yang akan dicapai pada waktu “penghakiman”. Sabda bahagia ini diucapkan Yesus untuk “menyelamati” orang-orang yang telah mengalaminya dan akan mengalminya kini dan di sini. Maka Sabda bahadia ini kiranya ada sekarang dan di dunia ini. Memang kita akan mengalami kepenuhannya pada saat “akhir”, ketika kita ikut bersatu dengan Allah dalam kemuliaan surgawi, tetapi hal itu sudah harus mulai di dunia ini.

Kebahagiaan kaum pengikut Kristus adalah kebahagiaan yang abadi dan tak terhilangkan. Itu aman. Tak ada yang bisa mengambil itu dari kita. Kebahagiaan pengikut Kristus berbeda dengan kebahagiaan yang diberi dunia ini. Benar bahwa dunia bisa juga memberi kebahagiaan, tetapi pada waktu yang sama dunia juga bisa memberi “ketakbahagiaan”. Suatu hari kita bisa beruntung, dan hari berikut kita rugi. Sekarang kita punya kesehatan yang bagus, tetapi lain kali kita terkapar tak berdaya. Inilah contoh “kebahagiaan” yang diberi dunia. Kebahagiaan Kristen permanent, tak tergoyahkan oleh angin topan, banjir banding, bencana alam, dan bahkan oleh setan. Orang Kristen bisa melihat bahwa Allah berkarya dalam hidup mereka dalam segala peristiwa dan peristiwa itu menyuarakan bahwa Allah bersama mereka dalam suka dan duka. Allah ikut bergembira dikala mereka bergembira dan Allah memberi kekuatan ketika mereka tak berdaya. Inilah kegembiraan Kristen.

Saudara dan Saudari, berbahagialah kita karena kita Kristen. Berbahagialah kita karena kita mengimani Kristus Yesus sebagai Juru Selamat. Berbahagialah kita karena kita berada dan berjalan di jalur yang benar menuju kerajaan Allah. Berbahagialah kita karena kita memiliki Allah yang Mahakasih dan sungguh berbela rasa dengan kita.